Untuk Indonesia yang Kuat, 100 Langkah untuk Tidak Miskin
Banyak cara berkontribusi bagi kemajuan dan keutuhan negeri ini. Ternyata salah satunya adalah dengan tidak miskin.
Jangan mencibir atau mengerutkan kening dulu. Istilah tidak miskin itu sebenarnya menggambarkan kondisi keuangan yang terencana dengan baik, sehingga mampu memberikan keamanan finansial hingga hari tua.
Kondisi keuangan yang sehat ini akan memampukan kita, bagian dari masyarakat Indonesia, untuk menjaga daya beli bangsa, berinvestasi di negeri sendiri, serta menolong sesama yang belum seberuntung kita dalam hal keuangan.
Secara umum, itulah alasan Ligwina Hananto menulis buku ini. Sebagai seorang yang ahli di bidang keuangan, khususnya konsultasi keuangan pribadi.
Berapa banyak dari kita yang mengerti apa tujuan menghasilkan dan (mungkin) menyimpan uang setiap bulan? Pernahkah kita mendengar keluhan di tengah keluarga besar kita mengenai biaya pendidikan yang terus meninggi?
Berapa banyak dari kita yang berpikir untuk menginvestasikan uang? Lalu, pernahkah anda dan saya, atau keluarga kita merasa terbebani dengan keluarga besar atau tetangga yang harus meminjam uang dalam jumlah besar?
Ligwina menjelaskan dengan cara yang tidak sulit dimengerti apa saja yang harus diketahui mengenai pengelolaan serta tujuan mengelola uang.
Ia menantang pandangan umum kita tentang menabung, menjelaskan langkah membuat rencana keuangan, memulai investasi, hingga mencapai kebebasan finansial. Semua untuk satu tujuan: Indonesia yang lebih kuat.
Yang menarik dari buku ini, paparan Ligwina mengenai pengelolaan keuangan yang terasa “sangat Indonesia”. Buku keuangan mana yang dalam pengelolaan keuangan pribadi mempertimbangkan kebiasaan masyarakat Indonesia saling menolong family dalam hal keuangan?
Tidak cukup jika hanya satu orang saja yang mengelola keuangan pribadinya dengan baik. Dibutuhkan partisipasi dari banyak orang, termasuk kita, kaum muda yang mulai memiliki penghasilan sendiri, untuk menjaga dan memperkuat Indonesia dari sisi keuangan.
Tidak perlu khawatir bahwa mengelola keuangan itu sulit. Fokus pada tujuan besar kita, dan mengutip kata-kata Ligwina Hananto dalam bukunya ini, “Kalau sulit, ya belajar!” **ERS